Postingan

Menampilkan postingan dengan label Ngada

Desa Waebela

Gambar
Desa Waebela Desa Waebela terletak di Kecamatan Inerie. Jarak Waebela ke Aimere ±30 km sedangkan jarak dari Bajawa ±57 km. Kondisi alam yang berbukit dan subur membuat daerah ini kaya akan tanaman perkebunan. Desa waebela Pada beberapa tempat terutama hutan, masih ditemukan binatang liar seperti ular piton, babi landak, rusa, ayam hutan, monyet dan jenis burung seperi punglor, nuri dan puyuh. Potensi yang terdapat di Desa Waebela terdiri dari potensi budaya dan alam. Kampung Sewowoto adalah salah satu potensi budaya yang ada. Di kampung ini terdapat rumah adat tradisional etnis Ngada, Ngadhu dan Bhaga. Ngadhu menjadi simbol nenek moyang laki-laki. Ngadhu adalah rumah berpayung dengan satu tiang kayu yang diukir. Ngadhu yang beratap serat ijuk ini memiliki tiang tunggal dari jenis kayu khusus yang keras karena berfungsi juga sebagai tiang gantungan hewan kurban ketika upacara adat. Sedangkan Bhaga adalah simbol nenek moyang perempuan. Bhaga berupa miniatur rumah adat. Potensi alam yang

Kampung Bela

Gambar
Kampung Bela Kampung Bela terletak di Desa Beja, Kecamatan Bajawa. Jaraknya ± 7km dari Kota Bajawa, Ibukota Kabupaten Ngada. Potensi yang dimiliki oleh desa ini adalah potensi alam dan budaya. Di kampung ini seperti umumnya kampung-kampung di Bajawa terdapat rumah adat dan megalith dengan latar belakang pemandangan bukit yang indah. kampung bela Di kampung ini pula terdapat kerajinan tenun ikat khas Ngada. Anda dapat melihat proses menenun dengan cara tradisional. Jika anda berminat anda bisa membelinya. Desa ini adalah primadona peninggalan budaya di Kecamatan Bajawa. Letaknya yang tidak jauh dari Kota Bajawa membuat desa ini dapat dengan mudah dijangkau oleh wisatawan. Dengan adanya kepastian waktu pelaksanaan upacara adat Reba yaitu setiap tanggal 15 Januari, Desa Beja bisa menjadi salah satu tujuan utama bagi wisatawan di Kecamatan Bajawa. Akt­iv­itas Untuk men­jela­jah kam­pung ini anda dapat menghubungi Bapak Domi Koka se­ba­gai pen­gelola dengan nomor Hp 085339006989. Ako­mo­das

Kampung Be’a

Gambar
Kampung Be’a Kampung Be’a terletak di desa Be’a Pawe, Kecamatan Golewa. Jarak dari Kota Bajawa ± 15km dan dapat ditempuh sekitar 30 menit perjalanan.Di kampung ini terdapat belasan rumah adat. Rumah keluarga inti laki-laki dinamakan sakalobo, berupa patung pria di atas rumah yang memegang parang dan lembing. Kampung Be’a Sementara itu, rumah keluarga inti perempuan disebut sakapu’u. Anda juga akan melihat banyak tanduk kerbau, rahang dan taring babi dipajang menggantung berderet di depan rumah sebagai lambang status sosial orang Bena. Tanduk, rahang, dan taring babi tersebut berasal dari hewan-hewan yang dikorbankan oleh masing-masing suku saat upacara adat. Ngadhu menjadi simbol nenek moyang laki-laki. Ngadhu adalah rumah berpayung dengan satu tiang kayu yang diukir. Ngadhu yang beratap serat ijuk ini memiliki tiang tunggal dari jenis kayu khusus yang keras karena berfungsi juga sebagai tiang gantungan hewan kurban ketika upacara adat. Sedangkan Bhaga adalah simbol nenek moyang peremp

Kampung Luba

Gambar
Kampung Luba Kampung Luba adalah kampung tradisional yang berdekatan dengan kampung Bena. Terletak di Desa Tiworiwu, Kecamatan Jerebuu ± 19 km ke arah selatan dari Bajawa, ibukota Kabupaten Ngada. kampung luba Perjalanan menuju kampung ini akan terasa tidak membosankan karena wisatawan disuguhkan dengan pemandangan alam gunung Inerie dan suasana pedesaan yang eksotis. Kampung Luba terdiri dari 17 rumah kayu beratapkan ilalang yang membentuk formasi segi empat megelilingi tanah lapang berundak. Terdapat tanduk-tanduk kerbau di masing-masing rumah yang mana berasal dari kerbau yang digunakan sebagai kurban dalam upacara adat. Di tengah lapangan terdapat Ngadhu dan Bhaga sebagai perlambang roh lelaki dan perempuan serta kuburan batu tua (megalith). Sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani ladang dengan kebun-kebun menghijau tumbuh di sisi-sisi ngarai yang mengelilingi kampung. Seluruh warga Kampung Luba memeluk agama Katolik namun tetap menjalankan kepercayaan leluhur

Kampung Nage

Gambar
Kampung Nage Kampung Nage berada di Desa Dariwali, Kecamatan Jerebuu. Jarak dari kota Bajawa ± 21 km. Di kampung ini terdapat peninggalan sejarah baik dalam bentuk legenda yang tervisualisasikan dalam benda-benda alam (batu dan sebagainya) maupun benda-benda kepurbakalaan. kampung Nage Sebagian rumah di kampung ini sudah banyak berubah ke arah yang lebih modern seperti menggunakan atap seng namun tetap menjaga keaslian kekhasannya seperti konstruksi bangunan maupun ukiran-ukirannya. Tidak jauh dari kampung Nage, ± 2km terdapat pemandian air panas alam Malanage. Keunggulan dari obyek wisata ini adalah terdapat pertemuan dua sumber air dengan suhu yang berbeda. Air panas Malanage bercampur dengan air dingin yang bersumber dari mata air Waeroa menjadikan suhu air ini tidak terlalu panas sehingga wisatawan dapat menikmati 3 pilihan suhu air. Lingkungan di sekitar air panas Malanage masih sangat terjaga. Suasana alam yang mempesona serta potensi agrowisata membuat wisatawan ingin lebih lama

Kampung Tolela

Gambar
                           Kampung Tolela Kampung Tololela terletak di Desa Manubhara, Kecamatan Jerebuu. Jarak dari Ibukota Bajawa ±29 km. Anda dapat menempuh sekitar 45 menit perjalanan dengan menggunakan kendaraan sampai di Kampung Bena. Kampung Tolela Terletak di puncak bukit, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki (trekking) sekitar 1 jam sepanjang lereng Gunung Inerie sambil menikmati pemandangan alam dan potensi agrowisata sebelum mencapai kampung Tololela. Seperti kampung-kampung di Kecamatan Jerebuu pada umumnya, Kampung Tololela didiami oleh 6 suku dengan rumah-rumah tradisional etnis Ngada yang terbuat dari kayu beratapkan ilalang yang membentuk formasi segi empat megelilingi tanah lapang berundak. Terdapat tanduk-tanduk kerbau di masing-masing rumah yang mana berasal dari kerbau yang digunakan sebagai kurban dalam upacara adat. Di tengah lapangan terdapat Ngadhu dan Bhaga sebagai perlambang roh lelaki dan perempuan serta kuburan batu tua (megalith). Berada di lereng Gu

Kampung Wogo

Gambar
Kampung Wogo Kampung Wogo terletak di Desa Ratogesa, Kecamatan Golewa. Jarak dari Kota Bajawa ke Kampung Wogo ±16km dapat ditempuh sekita 25 menit perjalanan. Kampung Wogo sekarang merupakan perkampungan baru dimana dahulu lokasinya berada di sebelah barat dari kampung baru. Kampung Wogo Di kampung lama terdapat peninggalan budaya megalit yang mengagumkan seperti hamparan bebatuan megalith yang menjulang tinggi. Hamparan batu ini merupakan kuburan nenek moyang yang digunakan juga untuk upacara adat. Hamparan batu ini masih tertata rapih dengan formasi yang memukau. Di kampung Wogo yang baru terdapat puluhan rumah adat tradisional etnis Ngada. Rumah ini terbuat dari bahan kayu, ijuk dan bambu. Terdapat ukiran-ukiran khas Ngada di setiap rumah adat. Di tengah-tengah kampung terdapat Ngadhu dan Bhaga. Ngadhu menjadi simbol nenek moyang laki-laki. Berfungsi juga sebagai tiang gantungan hewan kurban ketika upacara adat. Sedangkan Bhaga adalah simbol nenek moyang perempuan. Bhaga berupa mini

Kawah Wowomuda

Gambar
Kawah Wowomuda Wawomuda berada di wilayah kelurahan Susu, Kecamatan Bajawa. Untuk menuju kawah ini Anda tidak usah berpikir harus berlelah-lelah mendaki atau menjelajah hutan pegunungan sebab akses ke kawasan ini terbilang mudah dengan berkendara menempuh jarak 6 km perjalanan selama sekitar 15 menit dari pusat kota Bajawa. kawah wowomuda Wawomuda sendiri memang baru terbentuk sekitar 11 tahun yang lalu akibat letusan Gunung Wawomuda yang meludeskan seluruh lereng yang saat itu dijadikan perkebunan oleh warga. Kelahiran kawah ini saat ini menjadi berkah bagi warga sebab memunculkan satu potensi baru lagi akan pariwisata Ngada. Mungkin yang sedikit menjadi hambatan adalah petunjuk jalan yang jelas mengenai keberadaan kawah. Anda hanya akan melihat tulisan Welcome to Wawomuda yang menjadi pertanda Anda sudah berada di kawasan yang benar, namun untuk petunjuk tentang lokasi kawahnya memang masih minim. Jalan yang dihadapi sampai masuk ke kawasan Wawomuda adalah aspal halus dua jalur yang

Air Panas Mengeruda

Gambar
Air Panas Mengeruda Air Panas Mengeruda terletak di desa Mengeruda, Kecamatan Soa. Jaraknya ± 25 kilometer dari Kota Bajawa. Di samping pemandangan alamnya yang bagus, tempat ini menawarkan tempat pemandian air panas dengan sumber mata air panas mencapai suhu sekitar 30°C. Mengeruda Pemandian air panas ini memiliki ciri khas tersendiri yg tidak dimiliki oleh pemandian air panas alami di tempat lain. Sumber mata air berasal dari sebuah kolam dan mengalir ke sungai utama melalui bebatuan yg agak tinggi, sehingga tampak seperti air terjun kecil. Tidak jauh dari sumber mata air panas terdapat aliran sungai yang bercampur dengan aliran air panas yang bersumber dari mata air panas lain di sekitar obyek wisata ini sehingga menghasilkan air yang hangat. Terdapat pula kolam buatan yang dibuat untuk memanjakan pengunjung. Obyek wisata Air Panas Mengeruda dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Ngada. Untuk memasuki obyek wisata ini anda dapat membayar Rp. 2000 untuk anak-anak dan Rp.4000 untuk

Taman laut Pulau Riung

Gambar
Taman laut Pulau Riung Taman laut 17 Pulau Riung ini terletak di Kecamatan Riung, sekitar 75 km sebelah Utara Kota Bajawa, Ibukota Kabupaten Ngada. Terdiri dari gugusan kepulauan laksana “Surga Bawah Laut” yang belum terjamah, kelompok pulau ini terdiri dari pulau-pulau kecil dan pulau karang yang terbentang di depan Teluk Riung. Pulau riung Gugusan pulau-pulau kecil dan besar tersebut antara lain : Pulau Wire, Sui, Taor, Tembaga, Tiga (Pulau Panjang), Bampa, Meja, Rutong, Patta, Halima (Pulau Nani), Besar, Lainjawa, Kolong, Dua, Ontoloe (terbesar), Borong, dan Pulau Pau. Alam bawah laut dari pulau-pulau ini kaya dengan keanekaragaman hayati. Kawasan Taman Wisata Alam Tujuh Belas Pulau merupakan hutan kering. Hampir di seluruh pesisir pantai ditumbuhi dengan pohon bakau. Pulau Rutong dan PulauTiga adalah spot terbaik untuk bersnorkling. Berbagai jenis binatang laut dapat ditemukan di sini. Pantainya yang landai dengan pasir putih dan air lautnya yang bening merupakan pesona tersendiri

Kampung Bena

Gambar
Kampung Bena Kampung bena Kampung Bena, adalah salah satu perkampungan Megalitikum. Kampung ini terletak di Kabupaten Ngada, Flores, provinsi Nusa Tenggara Timur. Kampung ini tepatnya terletak di desa Tiwuriwu, kecamatan Jerebu, kabupaten Ngada. Jarak kampung ini dari pusat kota Bajawa sekitar 19 km. Letak kampung ini berada di kaki gunung Inerie. Masyarakat di Kampung Bena percaya bahwa gunung adalah tempat dewa. Dan mereka meyakini keberadaan Yeta. Yeta adalah dewa yang bersinggasana di gunung tersebut yang telah melindungi kampung mereka. Bentuk kampung ini memanjang, dan memiliki kontur tanah yang miring. Pintu masuk kampung berada di arah utara. Dan di arah selatan merupakan puncak dan tebing yang terjal. Letak rumah-rumah pada kampung ini berhadap-hadapan dalam dua barisan. Pada awalnya hanya ada satu suku dikampung ini yaitu suku Bena. Perkawinan dengan suku lain akhirnya melahirkan suku-suku baru yang membentuk keseluruhan penduduk kampung Bena. Hal ini terjadi karena penduduk

Air terjun Ogi

Gambar
  Air Terjun Ogi Bajawa air terjun ogi Air terjun Ogi terletak di Pape, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada. Jaraknya ± 8 km dari pusat kota Bajawa atau sekitar 25 menit perjalanan. Sebenarnya waktu tempuh bisa menjadi lebih singkat, ini disebabkan oleh kondisi jalan yang rusak, curam serta berbelok-belok tajam. Lokasinya sendiri berada beberapa ratus meter dari bibir jalan sehingga anda harus memarkir kendaraan dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Karena belum ada penunjuk arah ke Air Terjun Ogi, anda dapat bertanya pada penduduk lokal, pihak hotel atau petugas-petugas hotel di Bajawa. Ini juga sangat berguna sebagai guide jalanan untuk wisata di sekitar Bajawa terutama wisata ala backpacker yang penuh petualangan. Hijaunya pepohonan dan rimbunan padi menjadi pengantar menuju air terjun. Air Terjun Ogi kira-kira sekitar 30 meter dari permukaan tanah. Dengan volume air yang cukup banyak dan jatuh dari ketinggian ini menyebabkan hempasan air menjadi keras. Bebatuan menghiasi a