Postingan

Menampilkan postingan dengan label Adat NTT

Topi TI'I Langga Dari Pulau Rote

Gambar
Makna Topi Ti'i Langga, Lambang Masyarakat Rote SPORTOURISM - Selain baju adat, topi menjadi salah satu ciri khas dari setiap daerah yang ada di Indonesia, seperti Ti’i Langga yang menjadi ciri khas dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT). Bagi orang Rote, Ti’i Langga melambangkan jiwa kepemimpinan, kewibawaan dan percaya diri. Pada pertama kali Ti’Langga hanya digunakan oleh para petinggi yang ada di Pulau Rote, sekarang Ti’i Langga sudah menjadi pelengkap untuk pakaian tradisonal laki-laki di Rote dan juga sering dipakai untuk acara-acara adat. Bahan utama yang digunakan untuk membuat Ti’i Langga yaitu daun lontar, dimana pohon lontar memang banyak ditemui di wilayah NTT. Keunikannya, pada saat Ti’i Langga di anyam akan terjadi perubahan warna dari kuning muda menjadi coklat. Hal tersebut terjadi, karena kadar air pada daun lontar terus berkurang yang membuat daun mengering. Pada bagian atas, juga terdapat sebuah antena yang menjulang. Bagian yang meruncing pada topi tersebut

Kematian dan mete bagi orang NTT

Gambar
Kalau  anda ke kupang atau ke NTT secara keseluruhan maka akan di dapati suatu budaya mete atau(bergadang sampai pagi di tempat atau rumah kerabat atau orang yang meninggal).  Salah satu contohnya: Kematian merupakan sebuah peristiwa yang dapat saja menimpah semua manusia tanpa kecuali termasuk bagi seorang Belu (Timor-NTT). Adalah sebuah kenyataan yang terjadi bahwa rata-rata orang di sini sangat takut mati. Ini terjadi karena adanya ketidakpastian tentang hidup di seberang sana, adanya ancaman tentang penderitaan kekal, penderitaan sementara di seberang sana, namun juga bahwa perlu dana besar selama acara mete, juga dana untuk pemberesan adat dan pelaksanaan sejumlah tradisi hingga dana untuk penguburan mayat. Lazimnya, ketika seseorang menghembuskan nafas terakhir, para petugas "pemberitahu" disebarkan ke seluruh rumah keluarga di manapun mereka berada teristimewa keluarga-keluarga atau kerabat si mati yang berada di tempat yang dekat, untuk memberitahukan perih

Adat istiadat perdamaian Di masyarakat NTT

Gambar
Bulan lalu saat saya menghadiri perayaan pernikahan teman saya , malah saya di suguhin minuman sejenis minuman keras atau biasa di sibut minum sopi (sejenis arak) memiliki nilai sakral karena memiliki latar ritus budaya dan sekaligus profan (sosio-ekonomi). Pada segmen sakral, minum sopi adalah aktivitas dalam bingkai ritus yang berimplikasi pada relasi dan integrasi komunitas. Sekian banyak orang yang minum sopi bersama-sama, dalam ritus-ritus tertentu, diintergrasikan ke dalam satu tujuan bersama, baik dalam jangka waktu singkat maupun panjang. menyambut tamu dengan tarian, lalu menghidangkan sopi Sedangakan pada segmen sosio-ekonomi, minum sopi adalah cara orang Timor berinteraksi dengan sesamanya, seperti menyambut orang yang datang, menikmati sore selepas bekerja, merayakan pesta kecil-kecilan dengan keluarga, melepas kepergian sahabat baru, atau berjumpa sahabat lama. Tidak dapat disangkal lagi, sopi punya tempat istimewa dalam kehidupan masyarakat Timor. Budaya in

Jagung bose sebagai makanan Orang Timor NTT

Gambar
  Hari ini saya baru datang ke sebuah acara di kupang khususnya dari suku Timor. Dan di sana waktu makannya telah di sediakan jagung bose  dan ikan bakar saya bertanya ke salah satu teman saya apa memang makanan ini harus selalu ada di setiap acara orang dari suku timor diapun menjelaskan bahwa memang itu sudah menjadi budaya dan adat istiadat makanan orang timor dan wajib di sediakan di setiap acara.Selain kebudayaan, kekayaan yang dimiliki Indonesia adalah kuliner tradisional. Setiap daerah di seluruh penjuru negeri ini memiliki kuliner khasnya masing-masing. Seperti halnya budaya, kuliner juga harus tetap dilestarikan agar tidak terabaikan seiring perkembangan zaman. Sejenak, mari kita beranjak dari kebiasaan mengenal dan mengonsumsi kuliner dari kebudayaan barat yang telah merajalela di Indonesia. Kita mencoba mengenal dan melestarikan kuliner tradisional yang tidak kalah nikmatnya dengan kuliner negara lain. Nusa Tenggara Timur (NTT), merupakan salah satu provinsi yang

Adat istiadat gading gajah di Sikka NTT

Gambar
Berbeda dengan masyarakat Jawa yang mas kawin untuk pernikahannya bisa berupa uang atau perhiasan. Masyarakat di Flores menggunakan gading gajah atau bala untuk mas kawin. Setiap pria yang ingin mempersunting gadis pujaannya harus memiliki gading gajah sebagai syarat wajib sebelum disetujui sehingga pernikahan bisa dilaksanakan. Tradisi menggunakan gading gajah sebagai mahar sudah dijalankan oleh penduduk di kawasan Flores. Bagi mereka, gading gajah adalah benda yang berharga dan kadang dianggap sebagai benda keramat sehingga harganya terus meroket. Berikut ulasan tentang masa kawin (belis) gading gajah dalam pernikahan adat masyarakat Flores. Asal-Usul Gading Gajah di Flores Penggunaan gading gajah untuk mahar atau belis di Flores mungkin terlihat aneh. Terlebih di kawasan itu sama sekali tidak ada gajah yang hidup. Selama ini gajah hanya hidup di kawasan Sumatra yang memiliki banyak hutan. Lantas dari mana gading gajah itu bisa ada dan jumlah cukup banyak dan seperti

Tradisi unik umat katolik larantuka NTT

Gambar
Kali ini kita akan berkunjung ke larantuka dimana disana setiap tahunnya ada tradisi paskah yang unik....(Semana santa)....... Semana Santa adalah sebuah tradisi unik umat Katolik di kota Larantuka, ibu kota Flores Timur Nusa Tenggara Timur. Tradisi ini merupakan peninggalan Portugis yang dilakukan untuk merayakan Pekan Suci menyambut datangnya Paskah. Umat Katolik berkeliling kota Larantuka pada malam Jumat Agung sebagai puncak dari perayaan tersebut. Selama Pekan Suci, kota Larantuka seolah-olah menjadi hening laksana “kota bisu”. Para peziarah bergerak perlahan namun khusuk dalam kebisuan untuk mengikuti “tapak-tapak penderitaan hingga prosesi pemakaman Yesus”, khas adat Larantuka. Prosesi Semana Santa akan berakhir menjelang dini hari. Prosesi Semana Santa sungguh merupakan suatu tradisi yang unik dan punya daya tarik yang biasa bagi umat Katolik dari seluruh tanah air. Oleh karena itu, banyak di antara mereka yang berusaha dengan gigih untuk dapat mengikuti prosesi tersebut da

Adat istiadat Parang Sumba NTT

Gambar
Begitu banyak kerajinan khas dari berbagai daerah di Indonesia, salah satunya tenun. Apalagi, tenun dari beberapa wilayah di Indonesia telah memiliki nilai sendiri, baik dari segi corak maupun kualitas. Bagi sebagian masyarakat di Nusa Tenggara, tenun melambangkan kebudayaan yang sangat tinggi. “Tenun ini salah satu warisan budaya nenek moyang yang memang tidak boleh kami lupakan. Bagi kami orang Sumba, baik lelaki maupun perempuan, di pesta tertentu kalau dia pakai kain pabrik itu berarti orangnya tidak tahu budaya,” papar Marlina Rambu Meha, warga asal Sumba Timur, saat ditemui di bilangan Blok M, Jakarta, belum lama ini. Bagi masyarakat Sumba pun, Marlina mengakui, corak yang tergambar dalam tenun haruslah memiliki “cerita” di baliknya. Seperti gambar ayam. Menurutnya, ayam itu sebagai lambang pengingat waktu. “Zaman dulu enggak ada ayam belum ada yang tahu jam. Tapi dengan ayam bisa tahu kapan pagi, kapan siang, kapan malam,” katanya. Ada pula kuda, yang melambangkan alat

Sejarah dan kebudayaan flores NTT

Sekarang kita akan melihat Sejarah dan kebudayaan Suku Flores – Nusa Tenggara Timur (NTT) . Kata Flores berasal dari bahasa Portugis yang berarti "bunga". Pulau Flores berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia dan termasuk dalam gugusan Kepulauan Sunda Kecil bersama Bali dan NTB, dengan luas wilayah sekitar 14.300 km². Suku yang berada di kepulauan Flores merupakan percampuran antara etnis melayu, Melanesia, dan portugis. Flores identik dengan kebudayaan Portugis karena pernah menjadi koloni portugis. Hal ini membuat kebudayaan portugis sangat terasa dalam kebudayaan flores baik melalui Genetik, Agama, dan Budaya. Nama flores itu sendiri berasal dari bahasa portugis yaitu “cabo de flores “ yang berarti “tanjung bunga”. Nama itu semula di berikan oleh S.M. Cabot untuk menyambut wilayah timur dari pulau flores. Namun pada akhirnya di pakai secara resmi sejak tahun 1636 oleh gubernur jenderal hindia belanda Hendrik Braouwer. Sebuah studi yang cukup mendalam o

Adat istiadat dan budaya di NTT

Provinsi NTT kaya akan ragam budaya baik bahasa maupun suku bangsanya seperti tertera dalam di bawah ini: Jumlah Bahasa Daerah Jumlah bahasa yang dimiliki cukup banyak dan tersebar pada pulau-pulau yang ada yaitu: Pengguna Bahasa di Nusa Tenggara Timur Timor, Rote, Sabu, dan pulau-pulau kecil disekitarnya: Bahasanya menggunakan bahasa Kupang, Melayu Kupang, Dawan Amarasi, Helong Rote, Sabu, Tetun, Bural: Alor dan pulau-pulau disekitarnya: Bahasanya menggunakan Tewo kedebang, Blagar, Lamuan Abui, Adeng, Katola, Taangla, Pui, Kolana, Kui, Pura Kang Samila, Kule, Aluru, Kayu Kaileso Flores dan pulau-pulau disekitarnya: Bahasanya menggunakan melayu, Laratuka, Lamaholot, Kedang, Krawe, Palue, Sikka, lio, Lio Ende, Naga Keo, Ngada, Ramba, Ruteng, Manggarai, bajo, Komodo Sumba dan pualu-ulau kecil disekitarnya: Bahasanya menggunakan Kambera, Wewewa, Anakalang, Lamboya, Mamboro, Wanokaka, Loli, Kodi Jumlah Suku /Etnis Penduduk asli NTT terdiri dari berbagai suku yang mendiami daerah-da

Budaya Kesenian di Pulau Sabu NTT

Gambar
Kesenian yang paling menonjol dalam budaya dan tradisi masyarakat Pulau Sabu adalah seni tari dan tenun ikat tradisional Pulau Sabu. Seni tari yang ada di Pulau Sabu  antara lain adalah Padoa dan Ledo hau . Padoa ditarikan kaum pria dan wanita sambil bergandengan tangan, berderet melingkar, menggerakkan kaki searah dengan jarum jam, kaki dihentakkan sesuai irama tertentu menurut nyanyian Meno Pejo , diiringi Pedue yang diikat pada pergelangan kaki para penari.  Pedue ialah anyaman yang terbuat dari daun lontar yang bentuknya seperti ketupat yang diisi dengan kacang hijau secukupnya sehingga menimbulkan suara sesuai irama kaki yang dihentak-hentakkan. Ledo Hau dilakukan berpasangan oleh pria dan wanita diiringi bunyi gong dan tambur serta giring-giring yang melingkar pada kaki pria sabu. Hentakan kaki, lenggang dan pandangan merupakan gerakan utama. Gerakan lain dalam tarian ini ialah gerakan para pria yang saling memotong dengan klewang yang menjadi perlengkapan tari