Tradisi unik umat katolik larantuka NTT
Kali ini kita akan berkunjung ke larantuka dimana disana setiap tahunnya ada tradisi paskah yang unik....(Semana santa).......
Semana Santa adalah sebuah tradisi unik umat Katolik di kota Larantuka, ibu kota Flores Timur Nusa Tenggara Timur. Tradisi ini merupakan peninggalan Portugis yang dilakukan untuk merayakan Pekan Suci menyambut datangnya Paskah. Umat Katolik berkeliling kota Larantuka pada malam Jumat Agung sebagai puncak dari perayaan tersebut.
Selama Pekan Suci, kota Larantuka seolah-olah menjadi hening laksana “kota bisu”. Para peziarah bergerak perlahan namun khusuk dalam kebisuan untuk mengikuti “tapak-tapak penderitaan hingga prosesi pemakaman Yesus”, khas adat Larantuka. Prosesi Semana Santa akan berakhir menjelang dini hari.
Prosesi Semana Santa sungguh merupakan suatu tradisi yang unik dan punya daya tarik yang biasa bagi umat Katolik dari seluruh tanah air. Oleh karena itu, banyak di antara mereka yang berusaha dengan gigih untuk dapat mengikuti prosesi tersebut dan datang dari kota-kota yang jauh seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan lain-lain. Melihat perkembangan ini, pemerintah bersikap positif dan memasukkan even Semana Santa ke dalam kalender pariwisata Flores Timur untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Larantuka dan Flores secara umum.
Sejarah Samana Santa
Semana berarti pekan dan santa berarti suci. Jadi secara etimologi, semana santa berarti pekan suci. Semana santa ini dimaknai secara berbeda. Dalam masa Semana Santa ini ada berbagai macam ritus keagamaan yang dilaksanakan. Istilah Semana Santa ini jugamuncul karena ada berbagai macam kegiatan selama sepekan itu.
Ada pun kegiatan yang dijalankan selama itu adalah sebagai berikut: mengaji Semana Santa atau berdoa, cium Tuan Ma, Tuan Ana, dan prosesi Jumat Agung dan masih ada banyak kegiatan lain pula, seperti:prosesi bahari (perarakan Tuan Menino), cium Tuan Bediri, prosesi pengantaran kembali patung Tuan Ma dan Tuan Ana.
Di dalam berbagai kegiatan semana Santa ini, yang menjadi puncaknya adalah Prosesi Jumat malam (perarakan patung Tuan Ma dan Tuan Ana) mengelilingi kota Larantuka. Untuk lebih mengenal semana Santa kita pelu mengenal terlebih dahulu asal-usul Tuan Ma dan Tuan Ana.
Asal-usul Tuan Ma
Dikisahkan pula pada suatu hari Yoan Resiona pergi ke pantai, membawa anak panah dan busur untuk mencari ikan. Ia mengangkat mata memandang ke laut, tiba-tiba ia melihat seorang sedang datang mendekatinya. Semakin dekatlah seorang itu kepadanya lantas sangat terkejutlah ia karena yang dilihatnya itu ialah seorang gadis yang sungguh cantik, lalu Resiona melihat gadis itu menulis namanya di pasir dengan kulit siput.
Sesudah itu Resiona kembali dan memberitahukan kejadian itu kepada Pastor, sebab di kala itu hanya pastor yang bisa membaca dan menulis maka keduanya pun langsung pergi ke pantai. Tulisan itu adalah “AKULAH REINHA ROSARI”. Keduanya langsung mencari gadis itu namun mereka tidak menemukan siapa-siapa. Tetapi mereka hanya menemukan sebuah patung kata Resiona kepada pastor itu,”Wajah gadis yang menulis tadi serupa dengan patung ini”.
Mereka membawa patung itu dan menyimpannya di sebuah rumah dekat rumah Resiona. Resiona memohon kepada pastor untuk memberkati patung itu dan sejak saat itu orang Nagi hidup aman sentosa, hasil kebun melimpah rua, dan hasil tangkapan di laut pun melimpah.
Prosesi Samana Santa
Pengalaman mengikuti upacara semana santa sungguh terasa menarik bagi kalangan peziarah yang datang untuk mengikutinya.
Dalam upacara semana santa ini ada berbagai rangkaian kegiatan yang dilakukan, mulai dari Rabu trewa sampai dengan malam paskah misalnya:
a) Rabu Trewa
Perlu diketahui bahwa pada hari Rabu Abu, para konfreria setelah menerima abu, mereka wajib mengadakan pembukaan Pengajian sebagai tanda dimulainya mengaji oleh suku-suku Semana. Beberapa suku yang mempunyai peranan penting dalam Semana Santa, antara lain; suku Kabelen, Suku Lewai, Suku Raja Ama Koten (Diaz Viera Da Godinho), Suku Kea Alyandu, Suku Ama Kelen De Rosary, Suku Maran, Suku Sau Diaz, Suku Riberu Da Gomes, Suku Lamuri, Suku Mulowato, Suku Lewerang dan suku Kapitan Jentera. Seluruhnya ada tiga belas suku. Upacara pengajian ini dilakukan selama masa prapaskah sampai dengan hari rabu dalam pekan suci.
Pada hari rabu dalam pekan puncak atau yang biasa dikenal dengan nama Rabu Trewa (Rabu Berkabung) rabu sebelum kamis putih, sekitar jam 07.00 diadakan Pengajian Penutup di Kapela Tuan Trewa. Penanggungjawab pengajian ini adalah suku Kapitan Jentera (suku Fernandez Aikoli), yang juga sebagai pemilik patung Trewa (Tuan Trewa).
Pada pukul 10.00 masyarakat kelurahan Larantuka mulai mengarahkan perhatiannya ke Tori Tuan Trewa karena di sini akan diadakan pembukaan pintu Tori oleh kepala suku Fernandez Aikoli. Setelah seremoni dan Muda Tuan (patung dimandikan) oleh kepala suku, pada hari berikutnya patung Tuan Trewa kemudian ditakhtakan untuk masyarakat umum. Patung Tuan Trewa memperlihatkan Yesus yang dirantai sambil mengenakan mahkota duri serta darah mengalir di wajahnya. Dalam kegiatan ini dilaksanakan kegiatan doa bergilir semalam suntuk di Tori ini hingga perarakannya pada Jumat sore ke armida IV yang berjarak sekitar 60 meter.
Pada malam rabu trewa ini juga seluruh kota Larantuka terdengar gaduh di mana-mana dengan memukul drum, menarik seng di jalan-jalan dan sebagainya sebagai tanda untuk mengingatkan kita akan gaduhnya prajurit dan serdadu memasuki Taman Getzemani menangkap dan menyeret Yesus.
b) Kamis Putih
Pada hari kamis ini, ada berbagai kegitan yang dilakukan. Mulai dari pemasangan turo (pagar lilin di sepanjang rute prosesi), pembukaan kapela-kapela secara resmi dilanjutkan dengan penciuman patung-patung. Upacara ini pun dilakukan dalam suasana hening dan khusuk. Seluruh sudut kota Larantuka mengalami kebisuan,segala kesibukan dihentikan dan bebagai tindakan yang menghasilkan bunyi-bunyi ditiadakan. Hari ini juga dinamakan sebagai hari bae (hari untung) karena Tuhan bersedia datang mengunjungi Kota Larantuka.
Acara pemasangan turo dilakukan pada pagi-pagi benar sebelum kapel-kapel dibuka pada jam 09.00, karena semua wajib menyaksikan pembukaan kapel oleh raja Larantuka. Setelah itu upacara penciuman dimulai. Semua patung dibuka untuk umum, namun tidak boleh mendahului patung Tuan Ma dan Tuan Ana. Patung-patung itu misalnya, Tuan Ma, Tuan Ana, Tuan Menino, Tuan Bediri, Tuan Terewa dan patung-patung kecil lainnya. Semua kegiatan penciuman ini dilakukan dengan tenang.
c) Jumat Agung
Hari ini adalah puncak dari semua kegitan Semana Santa, karena pada hari ini akan diadakan prosesi mengelilingi kota Larantuka. Namun sebelum mengadakan prosesi pada malam hari, ada berbagai kegiatan dilakukan. Misalnya, melanjutkan upacara penciuman, pemasangan lilin di jalur prosesi, pembuatan Armida, berdoa di kubur.
Salah satu kegiatan yang menarik darai prosesi di hari jumad adalah prosesi bahari (prosesi laut di selat Gonsalu). Prosesi ini merupakan prosesi perarakan Tuan Menino dari rumah-Nya yang berada di ujung kota Larantuka menuju Armida-Nya di jalur perarakan. Upacara ini unik karena dilakukan di laut dan semua jenis kapal motor, perahu, dan berbagai jenis lainnya wajib mengikutinya.
Pada sore harinya semua berbondong-bondong pergi ke kuburan untuk menyalakan lilin dan berdoa. Ini dilakukan agar para arwah pun turut mengikuti upacara ini. Setelah itu pada jam 18.00 prosesi dimulai, dibuka dengan nyanyian Lamenatasi yang dibawakan oleh Konfreria. Prosesi dimulai di Gereja Katederal dan berakhir pula di Gereja Katederal. Menariknya adalah kita melihat orang dengan jilbab dan pecipun berada di sepanjang perarakan ini. Mereka hadir untuk menjadi penjaga keamanan selama prosesi berlangsung. Hal ini memang tidak asing karena memang di Larantuka hidup rukun antar umat beragama sungguh baik.
Dalam prosesi ini ada delapan armida disinggahi. Delapan armida itu adalah: Misericordiae, Tuan Meninu, St. Philipus, Tuan Terewa, Mater Dolorosa, Kuce dan armida Tuan Ana. Menurut bapak Kristiforus Tedjokusumo, setiap persinggahan diadakan pembacaan Kitab Suci dan menyanyikan lagu Ovos. Ketika ditanya mengapa dibacakan Kitab Suci di setiap perhentian, ia menjelaskan bahwa karena di setiap perhentian itu ada patung-patung yang melambangkan penderitaan Kristus sehingga diadakan pembacaan kisah-kisah yang berkaitan dengan penderitaan Kristus. Karena ada delapan armida yang harus disinggahi maka biasanya upacara prosesi ini berakhir kira-kira jam 04.00-05.00 pagi.
d) Sabtu Santo
Pada hari ini tidak ada kegiatan yang lebih istimewa karena upacara puncak semana santa berpuncak pada hari Jumat (kemarin). Pada hari ini semua patung diarak kembali ke rumahnya masing-masing. Sesuai tradisi sebelum patung Tuan Ma dan Tuan Ana masuk kerumah mereka, semua patung kudus lainnya sudah harus masuk rumah kediamannya masing-masing kecuali patung Tuan Menino yang masih berada dalam perjalanan di selat Gonsalu. Setelah pengembalian semua patung ke rumah mereka, semua umat mulai bersiap-siap untuk mengikuti perayaan Ekaristi Malam Paskah sebagai sumber dan puncak iman.
Komentar
Posting Komentar