Alor Mutiara dari NTT yang Mempesona
Wisata alor ntt, Pulau Alor dimana ibu kotanya kalabahi yang merupakan sebuah kabupaten di Nusa Tenggara Timur, terkenal dengan budaya serta potensi wisata alamnya yang asri dan alami. Berikut ini adalah Tempat wisata di alor yang harus anda kunjungi:
Berikut ini adalah Tempat wisata alor ntt yang menarik dan menawan:
1 Air mancur Tuti Adagai
Wisata alor ntt yang pertama adalah Air panas Tuti Adagae. Dengan fenomena alam yang unik berupa semburan air panas dan batu kristal, membuat kawasan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka yang bosan dengan suasana perkotaan.
Tak hanya itu, para pengunjung kemudian bisa menikmati indahnya aliran air panas kali Tuti Adagae yang mengalir dengan pelan menuju ke muara dengan selalu mengeluarkan gelembung dan busa serta uap panas. Hangatnya lebih terasa saat kita berdiri di tepian kali. Karena mengandung belerang, warga percaya mandi di kali tersebut bisa menyembuhkan penyakit.
Lantaran selalu mengeluarkan uap panas, membuat batuan di sekitar aliran sungai menjadi mengkristal, dan kristal ini juga sering di pergunakan warga sebagai campuran bumbu dan di yakini memiliki protein tinggi.
Selain di titik semburan, juga terdapat titik-titik semburan dari dasar air seperti mata air kecil yang selalu mengeluarkan air panas. Bahkan, binatang-binatang kecil tak bertahan hidup bila mendekati aliran air tersebut.
2.Taman Laut Pantar
Wisata alor ntt yang kedua adalah taman laut pantar, Keindahan dan keunikan alam bawah laut Selat Pantar sangat menakjubkan. Bahkan jika dibandingkan dengan Taman Laut Komodo di NTT, Berau di Kalimantan Timur, Bunaken di Sulawesi Utara dan Raja Ampat di Papua, Selat Pantar masih tetap yang terbaik, meski selama ini untuk diving, taman laut Komodo, Bunaken, Berau, dan Raja Ampat lebih populer, tapi di mata para diver kelas dunia taman laut Selat Pantar yang terletak di Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur, lebih unggul karena keindahannya yang menakjubkan. Konon terindah setelah taman laut Kepulauan Karibia. Banyak wisatawan asing yang pernah ke Alor terkagum-kagum. Sebab, selain dimanjakan keindahan taman lautnya, mereka juga menemukan fenomena taman laut tersebut langka dan sangat menarik. Makanya, wajar jika wisata bahari Alor dengan panorama bawah laut yang spefisik di Selat Pantar menjadi primadona dan pemikat bagi para diver kelas dunia dari Amerika, Australia, Austria, Inggris, Belgia, Belanda, Jerman, Kanada, Selandia Baru, dan beberapa negara di Asia.
3. Pantai Batu Putih
Wisata alor ntt yang ketiga adalah Pantai batu putih, Pantai ini menawarkan keindahan tiada tara bagi para pengunjung, terutama bagi mereka yang baru pertama kali berkunjung. Pantai di Desa Alila Timur, Kecamatan Kabola, Kabupaten Alot ini memiliki hamparan pasir putih begitu menawan. Selain hamparan batu dan pasir putih yang memanjakan mata, desiran ombak dan air lautnya yang jernih menjadi daya pikat bagi para wisatawan. Kini pantai Batu Putih telah menjadi salah satu objek wisata bagi warga Pulau Seribu Moko itu. Saban hari, terutama hari Minggu dan libur, puluhan bahkan ratusan warga memilih Pantai Batu Putih sebagai lokasi untuk menghabiskan waktu libur.
Dengan menyewa perahu motor milik warga sekitar Kampung Batu Putih, para turis menghabiskan waktu seharian di tengah laut. Perjalanan ke Batu Putih dari Kota Kalabahi hanya butuh 30 menit. Pantai indah itu dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat dengan jarak tempuh sekitar 30 kilometer. Bagi Anda yang tidak memiliki kendaran pribadi, Anda bisa menggunakan jasa ojek dengan ongkos Rp 20.000 untuk satu kali jalan. Jika menggunakan kendaraan roda empat, Anda hanya merogoh kocek Rp 15.000. Sejauh ini Anda tidak dipungut biaya ketika memasuki objek wisata penuh keindahan ini.
4. Air laut dingin di alor
Wisata alor ntt yang ke-empat adalah air laut dingin. Kepulauan di Alor terdiri dari dua pulau besar, Alor dan Pantar yang mengapit gugusan pulau-pulau kecil dalam Selat Kumbang atau warga setempat menyebut dengan mulut kumbang. Selat ini terletak antara Pulau Alor tepatnya di Desa Alor kecil dan Pulau Kepa.
Menurut informasi, setiap tahunnya di bulan Mei dan September selama 2-3 hari berturut-turut, terjadi fenomena perubahan suhu air laut menjadi dingin pada siang dan malam hari. Perubahan suhu air laut menjadi dingin ditandai dengan datangnya gerombolan ikan lumba-lumba dan burung pemakan ikan.
Gerombolan lumba-lumba tersebut mulai bermain diselat kecil antara Pantai Alor Kecil dan Pulau Kepa. Selang waktu dua jam dari gejala awal tersebut, dari bagian tanjung perairan laut Alor Kecil muncul penguapan air laut. Penguapan tersebut menandakan suhu air laut mulai dingin yang berawal dari dasar tengah laut di wilayah Tanjung kemudian merata hingga permukaan laut menjangkau sampai di pesisir pantai Makasar, Desa Alor kecil.
Masyarakat dengan menggunakan perahu dan memegang tombak kecil serta jala telah siaga dilaut tersebut. Biasanya jika air laut telah berubah menjadi suhu dingin, maka ikan-ikan dari dasar akan pingsan karena tidak tahan dengan dinginnya suhu air laut yang berubah secara tiba-tiba. Ikan-ikan tersebut akan naik mengapung di permukaan air laut. Saat ikan-ikan mulai terapung, masyarakat yang telah siaga dengan perahu menuju lokasi ikan-ikan tersebut untuk menangkapnya baik dengan jalan maupun tombak.
5. Pulau kelapa
Wisata alor ntt yang ke lima adalah Pantai di Pulau Kepa, menawarkan kelegaan bagi mereka yang penat dengan keriuhan. Pulau ini memiliki hamparan pasir putih selembut tepung dan lautan biru jernih yang jauh dari keramaian. Memandang laut di Alor dari pantai Pulau Kepa, ketenangan terasa menenteramkan jiwa.
Lautan jernih terlindung dalam barisan perbukitan kokoh di pulau-pulau sekitarnya. Gelombang kecil mengalun lamban bersama perahu-perahu nelayan yang sesekali melintas, ikan-ikan sebesar betis pun tak enggan bermain hingga ke bibir pantai.
Pulau Kepa berjarak sekitar 12 kilometer dari pusat Kota Kalabahi dan dapat ditempuh dalam waktu 10 menit berperahu motor dari Dermaga Alor Kecil. Dari Bandara Kalabahi di Alor, Pulau Kepa masih berjarak 1,5 jam perjalanan dengan mobil dilanjutkan dengan perahu.
Pulau Kepa ibarat dunia yang terlupakan oleh laju peradaban. Sentuhan modernitas masih begitu minim. Tak ada jalan beraspal, kendaraan bermotor, ataupun warung yang menjual makanan. Penduduknya pun masih sedikit. Perairan Pulau Kepa masuk dalam taman laut Teluk Mutiara yang merupakan salah satu kawasan taman laut terindah didunia dengan kekayaan keanekaragaman hayati biota laut terbaik didunia.
Namun, suasana inilah yang menghadirkan eksotisme dan justru menjadi salah satu daya tarik Kepa. Hal ini rupanya juga disadari pemilik La P’tite Kepa, satu-satunya penginapan dan penyedia jasa penyelaman di pulau itu. Penginapan milik pasangan asal Perancis itu didesain seperti perkampungan tradisional khas Alor, dibangun tepat di atas tebing di pinggir pantai. Cottage yang ada berjumlah lima buah dan mampu menampung sampai dengan 100 orang.
Pondok-pondok itu berbahan bambu dan beratap rumbia dengan tarif di bawah Rp 500.000 per malam. Meski sederhana, penginapan ini nyaris penuh sepanjang tahun dengan jumlah tamu 300-400 orang per tahun. Sebagian besar tamunya adalah turis mancanegara, terutama dari Perancis dan Jerman. Untuk memastikan mendapat kamar di La P’tite Kepa, sebaiknya memesan jauh-jauh hari sebelumnya.
6. Pantai Maimol
Wisata alor ntt yang ke enam adalah Pantai Maimol mempunyai jarak yang kurang lebih sekitar 8 km dari kota Kalabahi. Maimol sebagai kampung nelayan tradisional, memiliki potensi cukup baik guna menjadi penghasil ikan di wilayah kabupaten Alor. Pantai ini tepat berada di Teluk Benlelang sehingga memiliki ombak yang tenang dengan air yang jernih.
Hamparan pasir putih dengan garis pantai hampir sekitar 1 kilometer memberikan keindahan tersendiri untuk mata pengunjung. Disekitar lokasi sudah terdapat tempat perisitirahatan berupa kursi-kursi dari bambu tepat di bawah rindangnya pepohonan kelapa dan beringin dan juga sudah tersedia toilet bagi pengunjung.
Anda juga dapat langsung membeli ikan hasil tangkapan para nelayan setempat yang menjajakan hasil tangkapannya untuk dijual di pesisir pantai. Akses transportasi cukup mudah menuju lokasi dengan menggunakan ojek ata angkutan kota dari pusat kota dengan tarif 5.000 rupiah.
7. Pantai Mali
Wisata alor ntt yang ke tujuh adalah Pantai Mali berada di Desa Kabola Kecamatan Teluk Mutiara dengan jarak 10 KM dari kota Kalabahi. Pantai ini menyajikan air yang tenang dengan pasir putih dan taman wisata alam laut yang indah serta rimbunan pohon kelapa yang sarat berbuah.
Dari pantai ini dapat dilihat pulau Sika yang sangat indah dan terdapat sebuah kuburan tua dan keramat. Objek ini dapat dijangkau dengan angkutan umum dengan intensitas sedang, ojek mobil probadi atau sewaan.
Dari pantai mali sekitar 3 km dapat dilihat suatu pemandangan alam hutan nostalgia dimana para pengunjungnya diberikan anakan tanaman untuk ditanam sekitar lokasi dengan mencantumkan namanya pada pohon tersebut. Pada hutan ini juga terdapat sebuah mata air yang sejuk dibawah rerimbunan pohon kenari dan cendana yang indah.
8. Pantai Sebanjar
Wisata alor ntt ke delapan adalah Pantai Sebanjar berada di Kecamatan Sebanjar, hanya beberapa kilometer setelah Kecatamatan Alor Kecil. Menuju ke Pantai Sebanjar, kamu bisa menumpang oto (angkot) yang berwarna biru dari Pelabuhan Wetabua. Tarifnya hanya Rp5.000. Atau kamu juga bisa menaiki ojek dari Pantai Wetabua, hanya Rp15.000.
Mengapa Pantai Sebanjar jadi pantai favorit saya? Pantai ini memiliki pasir putih yang sangat bersih. Dari pantai ini, saya juga bisa melihat pulau lain di depannya dan pemandangan di sepanjang jalan menuju ke sini juga indah. Saya melewati pantai-pantai lain di sebelah kiri jalan dan juga tebing-tebing batu tinggi dengan pepohonan di atasnya di sebelah kanan jalan. Di sepanjang jalan juga banyak rumah penduduk dan saya juga melewati rumah adat di Alor Kecil.
Saya ke sana bersama sepupu, menaiki motornya. Pada kunjungan pertama saya, kami berenang sepuasnya. Saat itu hari Selasa dan Pantai Sebanjar sangat sepi. Hanya ada kami, beberapa anak-anak penduduk lokal, dan nelayan yang sedang mencari ikan di kejauhan. Perahu-perahu yang tidak melaut juga banyak yang disandarkan di dekat pantai. Saat itu air laut sedang surut, jadi hamparan pasir putihnya jauh lebih luas.
Saat kunjungan pertama itu, kami tiba pukul setengah 4 sore, jadi kami tidak berenang terlalu lama di sana. Kunjungan kedua adalah hari Sabtu. Saat itu saya ingin mencari penduduk lokal pembuat kain tenun khas Alor yang kebetulan tinggal di Sebanjar, naik sedikit dari Pantai Sebanjar. Setelah mendapatkan kain tenun yang saya inginkan, karena sudah ada di Sebanjar, sekalian saja saya mampir lagi ke pantai ini. Kali ini, saya sempatkan berfoto di bawah air, biarpun sebetulnya saya tidak bisa berenang, apalagi snorkeling. Hasilnya, yah, lumayan, biarpun yang kelihatan muka saya semua.
Kunjungan ketiga adalah hari Minggu. Saya datang bersama rombongan keluarga besar dengan menaiki truk. Lucunya, di Alor, melihat penduduk yang menaiki truk pikap adalah hal yang biasa dan tidak dilarang. Jadi, kami pun sekeluarga besar menyewa pikap untuk liburan.
Hari itu sebenarnya rencananya kami akan pergi ke Pulau Kepa. Tapi, karena menurut penduduk setempat lautnya sedang tidak bagus, mungkin maksudnya berbahaya, jadi kami pun membatalkan rencana berlibur ke Pulau Kepa. Benar saja, sore harinya ternyata air laut pasang tinggi tiba-tiba dan ombak menjadi terlalu besar. Untung kami tidak jadi ke Pulau Kepa. Kalau tetap ke sana, kami mungkin saja tidak bisa pulang karena perahu kecil menuju ka Pulau Kepa tidak mungkin bisa berlayar di tengah ombak besar begitu.
Akhirnya, kami memutuskan untuk ke Pantai Ilawe yang arahnya berlawanan dengan Pulau Kepa dan tentu saja Pantai Sebanjar. Sesampai di Ilawe, kami hanya sebentar berada di sana karena bibi dan sepupu saya ingin ke Pantai Sebanjar. Akhirnya, dari Ilawe, kami bergerak ke Sebanjar.
Saat sayang melihat di tumpukan batu karangnya, ternyata di sana ada karang-karang berwarna merah terang yang bertumpuk. Kelihatannya pasir putihnya bercampur-dengan serpihan karang-karang merah itu sehingga warnanya jadi merah muda. Penemuan yang mengejutkan sekaligus menyenangkan! Pada kunjungan ketiga ini, saya sekalian saja mencari batu-batu karang dengan bentuk yang unik. Tentu saja yang saya pilih adalah batuan-batuan yang ada di pinggir pantai. Untuk mengisi akuarium teman saya saja, kok.
Tapi, saat itu sepupu saya menemukan batu karang besar yang kelihatannya sudah tertutup kerang. Saya membawanya, tapi akhirnya tidak dibawa pulang ke Jakarta karena ukurannya terlalu besar.
Hari Minggu itu kami benar-benar piknik di Pantai Sebanjar dari pukul 2 siang sampai 5 sore. Dari awalnya pantai masih ramai masih sepi, saya menikmati keindahan Pantai Sebanjar sepuasnya. Sayangnya, saya lupa membungkus pasir putihnya untuk mengisi akuarium teman saya tadi. Akhirnya, saya hanya membawa batu karang kecil saja.
Itulah tempat wisata ntt yang terdapat di pulau alor,,,
9. Kampung Monbang
Wisata alor ntt kesembilan adalah Perkampungan tradional Monbang berada di Desa Kopidil Kecamatan Alor Barat Laut. Jarak dari Kalabahi sekitar 7 km, Perkampungan tradional Monbang dapat ditempuh dengan kendaraan roda 4 dalam waktu 45 menit.
Potensi yang dapat dinikmati di Perkampungan asli suku Kabola: masyarakat tradisional, rumah adat, lagu, tarian khas suku Kabola dan busana spesifik dari kulit kayu. Dalam perjalanan anda disuguhi pemandangan indahnya Teluk Mutiara.
Perkampungan ini didiami oleh suku Kabola. Kampung ini terdiri dari deretan rumah-rumah tradisional khas Alor yang terbuat dari bambu, kayu, serta diatap dengan alang-alang. Bila dilihat sejenak, perkampungan tradisional Monbang mirip dengan perkampungan tradisional Takpala, namun ada hal unik yang membedakannya, yaitu pakaian adat mereka terbuat dari kulit kayu.
Atraksi budaya yang dapat dijumpai adalah seni tradisional: Cakalele, Lego-lego, Tari Rotan. Monbang dapat dicapai dengan menggunakan mikrolet, minibus bahkan sepeda motor.
Perkampungan tradisional Bampalola, di Kecamatan Alor Barat Laut, jarak dari Kalabahi kira-kira 15 km sebelah Barat. Potensi yang dinikmati : Rumah adat Fet Lakatuil Upacara Makan Baru, penentuan waktu tanam, panen, Lego-Lego dan lain-lain. Desa Alor Kecil dan Alor Besar, jarak 14 dan 17 km dari kalabahi potensi yang dinikmati: Upacara sunatan adat, acara nikah, adat tari-tarian Lego-Lego, jubah Dodo, Kitab Suci Al Qur’an tua dari kulit kayu dan musik tradisional, arus air laut dingin sehingga rakyat panen ikan, home stay di Pulau Kepa, Taman laut dan panorama alam bawah laut yang indah.
10. Pantai dulibala
Wisata alor ntt yang ke sepuluh adalah pantai dulibala Pantai ini memiliki hamparan pasir putih yang memanjang sepanjang lembah perbukitan karang dengan garis pantai sepanjang kurang lebih 1 kilometer. Air yang jernih berwarna kehijauan dengan pasir putih dibibir pantai dan dasar laut menciptakan pesona air kehijauan yang menyejukan mata setiap pengunjungnya.
Pantai ini bagaikan surga kecil di ujung Selatan Indonesia yang berbatasan langsung dengan Timor Leste. Pantai ini berlokasi di Kelurahan Maritaing Kecamatan Alor Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Terdapat bukit bebatuan karang berlubang yang terkikis oleh ombak sepanjang waktu, anda dapat menikmati pemandangan indah dari sini yang disebut oleh masyarakat sekitar dengan nama "Batu Lobang".
Pantai ini yang indah ini tidak banyak pengunjung yang datang mengingat jaraknya yang sangat jauh dari pusat ibukota Kalabahi, dan perjalanan membutuhkan waktu yang lama dan medan yang berat. Biasanya hanya menggunakan kendaraan seperti Jeep dan Hartop yang bisa menjangkau lokasi.
Untuk menjangkau lokasi, jika berasal dari luar daerah NTT anda harus menggunakan kapal ferry ke Dermaga Kalabahi atau dengan menggunakan pesawat terbang menuju Bandara Mali dari Kupang, ibukota Provinsi NTT.
Selanjutnya dari Kalabahi, anda harus menggunakan bis angkutan umum atau menyewa kendaraan menuju Kelurahan Maritaing di Kecamatan Alor Timur. Dari pusat Maritaing anda masih harus melanjutkan perjalanan dengan menggunakan motor atau kendaraan khusus perbukitan 4WD dengan menempuh waktu sekitar 50 menit menuju Desa Elok. Sebaiknya anda ditemani warga setempat untuk menuju lokasi pantai sebagai pemandu jalan agar tidak tersesat.
Di pantai ini, pengunjung juga dapat langsung membeli ikan dari nelayan setempat yang ditawarkan dengan harga yang sangat murah. semua ikan yang dijajakan masih sangat segar dan bersih
11. Alquran Tua dari kulit kayu
Wisata alor ntt yang ke sebelas adalah Alquran Tua dari kulit kayau. Jalan-jalan ke Kabupaten Alor-Nusa Tenggara Timur (NTT), tak lengkap rasanya bila belum berkunjung ke situs-situs tua yang ada di Alor. Situs-situs tua itu misalnya, Al Qur'an yang terbuat dari kulit kayu, masjid peninggalan beberapa abad silam yang ada di Desa Lerabaing, hingga berbagai artefak masuknya Islam di Kabupaten Alor.
Yang paling mengesankan adalah Al Qur'an yang terbuat dari kulit kayu dan Masjid tua di desa Lerabaing. Konon menurut kisah orang tua setempat, Al Qur'an yang dibuat dari kulit kayu dengan tulisan tangan itu, adalah peninggalan kesultanan Ternate ketika mereka membawa Islam masuk ke Kabupaten Alor sekitar tahun 1519 masehi.
Saat ini Al Qur'an tersebut disimpan oleh Saleh Panggo Gogo yang merupakan generasi ke-13 keturunan Iang Gogo dari kesultanan Ternate. Demikian pun Masjid tua yang merupakan pusat dakwah para pembawa syiar ketika mereka membawa masuk mission Islam di Kabupaten Alor. Hingga saat ini Masjid tua tersebut masih digunakan sebagai tempat ibadah.
Masjid tua yang masih berdiri kokoh itu dibangun dengan arsitektur khas Ternate pada tahun 1633 masehi. Takjubnya, Masjid yang dibangun itu tak menggunakan peralatan moderen. Antara satu tiang dan tiang bangunan lainnya disambung dengan tidak menggunakan paku atau pen kayu. Antara satu tiang dan tiang lainnya hanya saling mengait. Kendatipun demikian, Masjid tua yang dibangun pada tahun 1633 masehi itu tak pernah roboh oleh terpaan angin dan badai hingga hari ini.
Secara sosiologis, pengaruh masuknya agama Islam dari Ternate menyebabkan penduduk di pesisir Kabupaten Alor bermayoritas muslim. Konon para pembawa syiar Islam itu masuk ke Alor dengan jalur perdagangan, sehingga sebaran penduduk Muslim lebih banyak ada di daerah pesisir. Beda halnya dengan masyarakat di pedalaman yang mayoritas Kristen. Penyebaran Agama Kristen di Alor melalui missionaris Kristen dari Belanda pada tahun 1908. Para missionaris Belanda ini datang setelah masuknya pengaruh Islam dari Ternate di daerah pantai. Olehnya itu populasi penduduk yang beragama Kristen lebih banyak di daerah pedalaman, meskipun antara penduduk pesisir dan pedalaman masih terikat oleh hubungan darah dan adat.
Dari beberapa sumber yang terhimpun, berdasarkan usianya, peninggalan Al Qur'an yang ada di Alor ini merupakan Al Qur'an tertua di Asia. Pada Festival Legu Gam di Ternate pada tahun 2011, Al Qur'an tertua ini didatangkan khusus oleh Sultan Ternate dari Alor.
Berdasarkan sumber, Al Qur'an ini dibawa ke Alor Besar pada 1519 Masehi oleh Iang Gogo yang merantau bersama empat saudaranya dengan misi menyebarkan Islam hingga ke Alor. Saat itu, kitab suci ini dibawa pada masa Kesultanan Babullah V oleh kelima bersaudara dari Ternate dengan menggunakan perahu layar yang menurut riwayat bernama Tuma Ninah yang berarti `Berhenti/Singgah Sebentar‘. Bukti nyata dari masuknya Islam dari Ternate ke Alor ini adalah salah satu Pulau di Alor yang diberi nama pulau Ternate. Demikian pun terdapat sebuah kampung di desa Illu-Baranusa yang bernama kampung “Maloku”.
Alor, tak saja menyimpan indahnya pemandangan alam bawah laut nomor dua di dunia setelah laut Karabia, tapi juga menyimpan artefak sejarah dan jejak peradaban Islam yang mengagumkan. Tak lengkap rasanya anda ke NTT, bila belum menyambangi situs-situs tua yang ada di Kabupaten yang berjuluk kota Kenari itu.
12. Museum 1000 Moko
Wisata alor ntt yang ke dua belas adalah Museum 1.000 Moko menyimpan beragam benda peninggalan pra-sejarah dan benda sejarah. Museum ini adalah salah satu bukti betapa budaya di pulau ini dapat begitu sangat beragam dan unik. Dinamai Museum 1.000 Moko karena Moko mewakili kebudayaan orang Alor dan dianggap sebagai benda adat yang bernilai budaya sangat tinggi. Sementara itu, angka 1.000 menunjukkan keanekaragaman suku sekaligus bentuk harapan masyarakat Pulau Alor.
Dalam sejarah peradaban Pulau Alor, moko digunakan sebagai belis atau atau mas kawin. Moko memiliki peranan penting bagi masyarakat Alor, yaitu kepemilikan terhadap jumlah dan jenis moko tertentu dapat menunjukkan status sosial seseorang. Di beberapa suku tradisional di Pulau Alor moko digunakan sebagai gendang untuk mengiringi tarian adat. Selain sebagai alat musik tradisional, dahulu Moko juga berfungsi sebagai alat tukar ekonomi masyarakat Alor. Hal inilah yang sempat menyebabkan inflasi di kawasan tersebut pada masa pemerintahan Hindia Belanda sehingga membuat sistem baru dengan membatasi peredaran Moko di Pulau Alor.
Sekarang Moko berfungsi sebagai peralatan belis atau mas kawin serta simbol status sosial. Dalam adat dan istiadat pernikahan masyarakat Alor, moko digunakan sebagai alat pembayaran belis atau mas kawin seorang laki-laki kepada calon isterinya, itu karena moko dipercaya dapat mengikat pernikahan. Hingga kini, adat menjadikan Moko sebagai mahar masih terus berlangsung. Suku di Alor yang masih menetapkan mas kawin dengan Moko adalah suku Darang (Raja), Tawaka, Kalondama, Kawali, dan Balomasali. Tinggi rendahnya status sosial dinilai oleh banyaknya Moko yang disanggupi saat membayar mas kawin.
13. Tenun Alor
Wisata alor ntt yang ke tiga belas adalah Tenunan yang dikerjakan oleh wanita Alor adalah tenun ikat dan sotis/songket yang umumnya sama dengan adonara di Flores Timur dan tenunan kedang di Lembata yang mementingkan warna yang kontras dan tidak mengutamakan motif sebagai pengembangan kreasinya.Tenunan alor merupakan tenunan lurik berjalur besar dengan jalur-jalur dengan kontras warna yang tajam serta diselingi juga sulaman ragam hias geometris.
Umumnya tenunan sarung dipakai oleh wanita dan bagi pengantin wanita biasanya ditambah dengan selendang,kerudung kepala,ikat pinggang logam (perak dan kuningan). Memakai mahkota muti merah,putih hitam bertahtakan kerang laut serta membawakan tempat sirih pinang. Sedangkan bagi penganti pria memakai sarung dan selimut,sebuah pedang berhiaskan bulu ayam,topi putih berhiaskan bulu ayamnyang dililiti muti merah,putih dan hitam.
KELENGKAPAN/PERHIASAN PAKAIAN ADAT
1. Untuk wanita memakai sarung, selendang,giwang atau anting-anting dari emas atau perak, gelang tangan dari perak,tusuk konde dari emas atau perak, manic-manik dari mika atau perunggu,kerudung kepala tempat sirih,bermahkotakan muti (merah,putih dan hitam) dan bertahtakan kerang laut.
2.Untuk laki-laki memakai selimut,gelang tangan dari emas atau perak,ikat pinggang dari emas atau kuningan,tempat sirih,pedang berhiaskan bulu ayam,dan topi putih berhiaskan bulu ayam yang diililiti dengan muti(merah,putih dan hitam).
14. Kampung Takpala
8. Pantai Sebanjar
Wisata alor ntt ke delapan adalah Pantai Sebanjar berada di Kecamatan Sebanjar, hanya beberapa kilometer setelah Kecatamatan Alor Kecil. Menuju ke Pantai Sebanjar, kamu bisa menumpang oto (angkot) yang berwarna biru dari Pelabuhan Wetabua. Tarifnya hanya Rp5.000. Atau kamu juga bisa menaiki ojek dari Pantai Wetabua, hanya Rp15.000.
Mengapa Pantai Sebanjar jadi pantai favorit saya? Pantai ini memiliki pasir putih yang sangat bersih. Dari pantai ini, saya juga bisa melihat pulau lain di depannya dan pemandangan di sepanjang jalan menuju ke sini juga indah. Saya melewati pantai-pantai lain di sebelah kiri jalan dan juga tebing-tebing batu tinggi dengan pepohonan di atasnya di sebelah kanan jalan. Di sepanjang jalan juga banyak rumah penduduk dan saya juga melewati rumah adat di Alor Kecil.
Saya ke sana bersama sepupu, menaiki motornya. Pada kunjungan pertama saya, kami berenang sepuasnya. Saat itu hari Selasa dan Pantai Sebanjar sangat sepi. Hanya ada kami, beberapa anak-anak penduduk lokal, dan nelayan yang sedang mencari ikan di kejauhan. Perahu-perahu yang tidak melaut juga banyak yang disandarkan di dekat pantai. Saat itu air laut sedang surut, jadi hamparan pasir putihnya jauh lebih luas.
Saat kunjungan pertama itu, kami tiba pukul setengah 4 sore, jadi kami tidak berenang terlalu lama di sana. Kunjungan kedua adalah hari Sabtu. Saat itu saya ingin mencari penduduk lokal pembuat kain tenun khas Alor yang kebetulan tinggal di Sebanjar, naik sedikit dari Pantai Sebanjar. Setelah mendapatkan kain tenun yang saya inginkan, karena sudah ada di Sebanjar, sekalian saja saya mampir lagi ke pantai ini. Kali ini, saya sempatkan berfoto di bawah air, biarpun sebetulnya saya tidak bisa berenang, apalagi snorkeling. Hasilnya, yah, lumayan, biarpun yang kelihatan muka saya semua.
Kunjungan ketiga adalah hari Minggu. Saya datang bersama rombongan keluarga besar dengan menaiki truk. Lucunya, di Alor, melihat penduduk yang menaiki truk pikap adalah hal yang biasa dan tidak dilarang. Jadi, kami pun sekeluarga besar menyewa pikap untuk liburan.
Hari itu sebenarnya rencananya kami akan pergi ke Pulau Kepa. Tapi, karena menurut penduduk setempat lautnya sedang tidak bagus, mungkin maksudnya berbahaya, jadi kami pun membatalkan rencana berlibur ke Pulau Kepa. Benar saja, sore harinya ternyata air laut pasang tinggi tiba-tiba dan ombak menjadi terlalu besar. Untung kami tidak jadi ke Pulau Kepa. Kalau tetap ke sana, kami mungkin saja tidak bisa pulang karena perahu kecil menuju ka Pulau Kepa tidak mungkin bisa berlayar di tengah ombak besar begitu.
Akhirnya, kami memutuskan untuk ke Pantai Ilawe yang arahnya berlawanan dengan Pulau Kepa dan tentu saja Pantai Sebanjar. Sesampai di Ilawe, kami hanya sebentar berada di sana karena bibi dan sepupu saya ingin ke Pantai Sebanjar. Akhirnya, dari Ilawe, kami bergerak ke Sebanjar.
Saat sayang melihat di tumpukan batu karangnya, ternyata di sana ada karang-karang berwarna merah terang yang bertumpuk. Kelihatannya pasir putihnya bercampur-dengan serpihan karang-karang merah itu sehingga warnanya jadi merah muda. Penemuan yang mengejutkan sekaligus menyenangkan! Pada kunjungan ketiga ini, saya sekalian saja mencari batu-batu karang dengan bentuk yang unik. Tentu saja yang saya pilih adalah batuan-batuan yang ada di pinggir pantai. Untuk mengisi akuarium teman saya saja, kok.
Tapi, saat itu sepupu saya menemukan batu karang besar yang kelihatannya sudah tertutup kerang. Saya membawanya, tapi akhirnya tidak dibawa pulang ke Jakarta karena ukurannya terlalu besar.
Hari Minggu itu kami benar-benar piknik di Pantai Sebanjar dari pukul 2 siang sampai 5 sore. Dari awalnya pantai masih ramai masih sepi, saya menikmati keindahan Pantai Sebanjar sepuasnya. Sayangnya, saya lupa membungkus pasir putihnya untuk mengisi akuarium teman saya tadi. Akhirnya, saya hanya membawa batu karang kecil saja.
Itulah tempat wisata ntt yang terdapat di pulau alor,,,
9. Kampung Monbang
Wisata alor ntt kesembilan adalah Perkampungan tradional Monbang berada di Desa Kopidil Kecamatan Alor Barat Laut. Jarak dari Kalabahi sekitar 7 km, Perkampungan tradional Monbang dapat ditempuh dengan kendaraan roda 4 dalam waktu 45 menit.
Potensi yang dapat dinikmati di Perkampungan asli suku Kabola: masyarakat tradisional, rumah adat, lagu, tarian khas suku Kabola dan busana spesifik dari kulit kayu. Dalam perjalanan anda disuguhi pemandangan indahnya Teluk Mutiara.
Perkampungan ini didiami oleh suku Kabola. Kampung ini terdiri dari deretan rumah-rumah tradisional khas Alor yang terbuat dari bambu, kayu, serta diatap dengan alang-alang. Bila dilihat sejenak, perkampungan tradisional Monbang mirip dengan perkampungan tradisional Takpala, namun ada hal unik yang membedakannya, yaitu pakaian adat mereka terbuat dari kulit kayu.
Atraksi budaya yang dapat dijumpai adalah seni tradisional: Cakalele, Lego-lego, Tari Rotan. Monbang dapat dicapai dengan menggunakan mikrolet, minibus bahkan sepeda motor.
Perkampungan tradisional Bampalola, di Kecamatan Alor Barat Laut, jarak dari Kalabahi kira-kira 15 km sebelah Barat. Potensi yang dinikmati : Rumah adat Fet Lakatuil Upacara Makan Baru, penentuan waktu tanam, panen, Lego-Lego dan lain-lain. Desa Alor Kecil dan Alor Besar, jarak 14 dan 17 km dari kalabahi potensi yang dinikmati: Upacara sunatan adat, acara nikah, adat tari-tarian Lego-Lego, jubah Dodo, Kitab Suci Al Qur’an tua dari kulit kayu dan musik tradisional, arus air laut dingin sehingga rakyat panen ikan, home stay di Pulau Kepa, Taman laut dan panorama alam bawah laut yang indah.
10. Pantai dulibala
Wisata alor ntt yang ke sepuluh adalah pantai dulibala Pantai ini memiliki hamparan pasir putih yang memanjang sepanjang lembah perbukitan karang dengan garis pantai sepanjang kurang lebih 1 kilometer. Air yang jernih berwarna kehijauan dengan pasir putih dibibir pantai dan dasar laut menciptakan pesona air kehijauan yang menyejukan mata setiap pengunjungnya.
Pantai ini bagaikan surga kecil di ujung Selatan Indonesia yang berbatasan langsung dengan Timor Leste. Pantai ini berlokasi di Kelurahan Maritaing Kecamatan Alor Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Terdapat bukit bebatuan karang berlubang yang terkikis oleh ombak sepanjang waktu, anda dapat menikmati pemandangan indah dari sini yang disebut oleh masyarakat sekitar dengan nama "Batu Lobang".
Pantai ini yang indah ini tidak banyak pengunjung yang datang mengingat jaraknya yang sangat jauh dari pusat ibukota Kalabahi, dan perjalanan membutuhkan waktu yang lama dan medan yang berat. Biasanya hanya menggunakan kendaraan seperti Jeep dan Hartop yang bisa menjangkau lokasi.
Untuk menjangkau lokasi, jika berasal dari luar daerah NTT anda harus menggunakan kapal ferry ke Dermaga Kalabahi atau dengan menggunakan pesawat terbang menuju Bandara Mali dari Kupang, ibukota Provinsi NTT.
Selanjutnya dari Kalabahi, anda harus menggunakan bis angkutan umum atau menyewa kendaraan menuju Kelurahan Maritaing di Kecamatan Alor Timur. Dari pusat Maritaing anda masih harus melanjutkan perjalanan dengan menggunakan motor atau kendaraan khusus perbukitan 4WD dengan menempuh waktu sekitar 50 menit menuju Desa Elok. Sebaiknya anda ditemani warga setempat untuk menuju lokasi pantai sebagai pemandu jalan agar tidak tersesat.
Di pantai ini, pengunjung juga dapat langsung membeli ikan dari nelayan setempat yang ditawarkan dengan harga yang sangat murah. semua ikan yang dijajakan masih sangat segar dan bersih
11. Alquran Tua dari kulit kayu
Wisata alor ntt yang ke sebelas adalah Alquran Tua dari kulit kayau. Jalan-jalan ke Kabupaten Alor-Nusa Tenggara Timur (NTT), tak lengkap rasanya bila belum berkunjung ke situs-situs tua yang ada di Alor. Situs-situs tua itu misalnya, Al Qur'an yang terbuat dari kulit kayu, masjid peninggalan beberapa abad silam yang ada di Desa Lerabaing, hingga berbagai artefak masuknya Islam di Kabupaten Alor.
Yang paling mengesankan adalah Al Qur'an yang terbuat dari kulit kayu dan Masjid tua di desa Lerabaing. Konon menurut kisah orang tua setempat, Al Qur'an yang dibuat dari kulit kayu dengan tulisan tangan itu, adalah peninggalan kesultanan Ternate ketika mereka membawa Islam masuk ke Kabupaten Alor sekitar tahun 1519 masehi.
Saat ini Al Qur'an tersebut disimpan oleh Saleh Panggo Gogo yang merupakan generasi ke-13 keturunan Iang Gogo dari kesultanan Ternate. Demikian pun Masjid tua yang merupakan pusat dakwah para pembawa syiar ketika mereka membawa masuk mission Islam di Kabupaten Alor. Hingga saat ini Masjid tua tersebut masih digunakan sebagai tempat ibadah.
Masjid tua yang masih berdiri kokoh itu dibangun dengan arsitektur khas Ternate pada tahun 1633 masehi. Takjubnya, Masjid yang dibangun itu tak menggunakan peralatan moderen. Antara satu tiang dan tiang bangunan lainnya disambung dengan tidak menggunakan paku atau pen kayu. Antara satu tiang dan tiang lainnya hanya saling mengait. Kendatipun demikian, Masjid tua yang dibangun pada tahun 1633 masehi itu tak pernah roboh oleh terpaan angin dan badai hingga hari ini.
Secara sosiologis, pengaruh masuknya agama Islam dari Ternate menyebabkan penduduk di pesisir Kabupaten Alor bermayoritas muslim. Konon para pembawa syiar Islam itu masuk ke Alor dengan jalur perdagangan, sehingga sebaran penduduk Muslim lebih banyak ada di daerah pesisir. Beda halnya dengan masyarakat di pedalaman yang mayoritas Kristen. Penyebaran Agama Kristen di Alor melalui missionaris Kristen dari Belanda pada tahun 1908. Para missionaris Belanda ini datang setelah masuknya pengaruh Islam dari Ternate di daerah pantai. Olehnya itu populasi penduduk yang beragama Kristen lebih banyak di daerah pedalaman, meskipun antara penduduk pesisir dan pedalaman masih terikat oleh hubungan darah dan adat.
Dari beberapa sumber yang terhimpun, berdasarkan usianya, peninggalan Al Qur'an yang ada di Alor ini merupakan Al Qur'an tertua di Asia. Pada Festival Legu Gam di Ternate pada tahun 2011, Al Qur'an tertua ini didatangkan khusus oleh Sultan Ternate dari Alor.
Berdasarkan sumber, Al Qur'an ini dibawa ke Alor Besar pada 1519 Masehi oleh Iang Gogo yang merantau bersama empat saudaranya dengan misi menyebarkan Islam hingga ke Alor. Saat itu, kitab suci ini dibawa pada masa Kesultanan Babullah V oleh kelima bersaudara dari Ternate dengan menggunakan perahu layar yang menurut riwayat bernama Tuma Ninah yang berarti `Berhenti/Singgah Sebentar‘. Bukti nyata dari masuknya Islam dari Ternate ke Alor ini adalah salah satu Pulau di Alor yang diberi nama pulau Ternate. Demikian pun terdapat sebuah kampung di desa Illu-Baranusa yang bernama kampung “Maloku”.
Alor, tak saja menyimpan indahnya pemandangan alam bawah laut nomor dua di dunia setelah laut Karabia, tapi juga menyimpan artefak sejarah dan jejak peradaban Islam yang mengagumkan. Tak lengkap rasanya anda ke NTT, bila belum menyambangi situs-situs tua yang ada di Kabupaten yang berjuluk kota Kenari itu.
12. Museum 1000 Moko
Wisata alor ntt yang ke dua belas adalah Museum 1.000 Moko menyimpan beragam benda peninggalan pra-sejarah dan benda sejarah. Museum ini adalah salah satu bukti betapa budaya di pulau ini dapat begitu sangat beragam dan unik. Dinamai Museum 1.000 Moko karena Moko mewakili kebudayaan orang Alor dan dianggap sebagai benda adat yang bernilai budaya sangat tinggi. Sementara itu, angka 1.000 menunjukkan keanekaragaman suku sekaligus bentuk harapan masyarakat Pulau Alor.
Dalam sejarah peradaban Pulau Alor, moko digunakan sebagai belis atau atau mas kawin. Moko memiliki peranan penting bagi masyarakat Alor, yaitu kepemilikan terhadap jumlah dan jenis moko tertentu dapat menunjukkan status sosial seseorang. Di beberapa suku tradisional di Pulau Alor moko digunakan sebagai gendang untuk mengiringi tarian adat. Selain sebagai alat musik tradisional, dahulu Moko juga berfungsi sebagai alat tukar ekonomi masyarakat Alor. Hal inilah yang sempat menyebabkan inflasi di kawasan tersebut pada masa pemerintahan Hindia Belanda sehingga membuat sistem baru dengan membatasi peredaran Moko di Pulau Alor.
Sekarang Moko berfungsi sebagai peralatan belis atau mas kawin serta simbol status sosial. Dalam adat dan istiadat pernikahan masyarakat Alor, moko digunakan sebagai alat pembayaran belis atau mas kawin seorang laki-laki kepada calon isterinya, itu karena moko dipercaya dapat mengikat pernikahan. Hingga kini, adat menjadikan Moko sebagai mahar masih terus berlangsung. Suku di Alor yang masih menetapkan mas kawin dengan Moko adalah suku Darang (Raja), Tawaka, Kalondama, Kawali, dan Balomasali. Tinggi rendahnya status sosial dinilai oleh banyaknya Moko yang disanggupi saat membayar mas kawin.
13. Tenun Alor
Wisata alor ntt yang ke tiga belas adalah Tenunan yang dikerjakan oleh wanita Alor adalah tenun ikat dan sotis/songket yang umumnya sama dengan adonara di Flores Timur dan tenunan kedang di Lembata yang mementingkan warna yang kontras dan tidak mengutamakan motif sebagai pengembangan kreasinya.Tenunan alor merupakan tenunan lurik berjalur besar dengan jalur-jalur dengan kontras warna yang tajam serta diselingi juga sulaman ragam hias geometris.
Umumnya tenunan sarung dipakai oleh wanita dan bagi pengantin wanita biasanya ditambah dengan selendang,kerudung kepala,ikat pinggang logam (perak dan kuningan). Memakai mahkota muti merah,putih hitam bertahtakan kerang laut serta membawakan tempat sirih pinang. Sedangkan bagi penganti pria memakai sarung dan selimut,sebuah pedang berhiaskan bulu ayam,topi putih berhiaskan bulu ayamnyang dililiti muti merah,putih dan hitam.
KELENGKAPAN/PERHIASAN PAKAIAN ADAT
1. Untuk wanita memakai sarung, selendang,giwang atau anting-anting dari emas atau perak, gelang tangan dari perak,tusuk konde dari emas atau perak, manic-manik dari mika atau perunggu,kerudung kepala tempat sirih,bermahkotakan muti (merah,putih dan hitam) dan bertahtakan kerang laut.
2.Untuk laki-laki memakai selimut,gelang tangan dari emas atau perak,ikat pinggang dari emas atau kuningan,tempat sirih,pedang berhiaskan bulu ayam,dan topi putih berhiaskan bulu ayam yang diililiti dengan muti(merah,putih dan hitam).
14. Kampung Takpala
Wisata alor ntt yang ke empat belas adalah Kampung tradisional Takpala terletak di Desa Lembur Barat, Kecamatan Alor Tengah Utara, Kabupaten Alor. Perjalanan ke Takpala dari Bandar Udara Mali-Alor bisa ditempuh dengan ojek sepeda motor. Jika dengan kendaraan umum, dari Terminal Kalabahi, ibu kota Kabupaten Alor, bisa menggunakan bus jurusan Bukapiting, turun di Takalelang. Spanduk selamat datang ke kampung tradisional Takpala menyambut di depan jalan mendaki beraspal menuju Takpala. Perjalanan dari Takalelang menuju Takpala memerlukan waktu sekitar 15 menit jalan kaki. Sebagai kampung tradisional, Takpala memiliki 12 rumah adat dan merupakan tujuan wisata Alor yang telah ditata cukup oke. Masuk Takpala tidak dipungut retribusi sepeser pun. Di Takpala bisa dijumpai kehidupan yang sangat bersahaja. Masyarakat menyandarkan kebutuhan sehari-hari pada hasil hutan. Sehingga, ketika berkunjung di siang hari, suasana kampung tampak sepi karena penduduknya pergi ke hutan mencari kebutuhan hidup. Jika sebelum kunjungan memberitahu ke dinas wisata setempat, maka warga Takpala bisa diorganisasi untuk menyuguhkan tarian lego-lego. Tarian ini dilakukan secara massal, bergandengan tangan secara melingkar.
Anda bisa menyewa pakaian adat beserta aksesorisnya secara lengkap untuk digunakan dan akan dipakaikan oleh penjaga Kampung Takpala. Biaya sewa pakaian Adat sebesar 50 - 100 Rb Perorang untuk laki-laki dan perempuan. Setelah pakaian adat dikenakan Anda bisa dengan leluasa berpose di spot-spot dengan berbagai macam gaya sesuai dengan selera masing-masing. Setelah puas berfoto Anda bisa membeli souvenir khas masyarakat Takpala yang dijual oleh penduduk setempat. Jenis souvenir yang dijual antara lain: kain tenun, gelang, kalung, cincin dan pernak-pernik lainnya. Bahan baku pembuatan souvenir yang dijual oleh penduduk setempat diambil dari alam disekitar Kampung Takpala.
"Wisata Alor ntt yang Menarik dan Menawan"
"Wisata Alor ntt yang Menarik dan Menawan"
Komentar
Posting Komentar